About Me

Monday, May 9, 2011

Bahasa Baku


A. Pengertian
Menurut seorang ahli linguistik, Einar Haugen, bahasa baku ialah bahasa dengan logat yang paling benar, dengan kata lain bahasa baku adalah bahasa yang menggambarkan keseragaman dalam bentuk dan fungsi. Keseragaman bentuk memiliki arti bahwa bahasa baku sudah dikodifikasikan, baik dari segi ejaan, peristilahan, maupun tata bahasa.
Jadi bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan, baik dalam tata bunyi, tata bentuk kata, tata kalimat,dan tata makna.
B. Ciri-ciri Bahasa Baku
Bahasa baku memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:
1.      Kaidah bahasa normatif selalu digunakan secara eksplisit, misalnya pada pemakaian awalan me-, atau pemakaian kata penghubung “bahwa”.
2.      Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum, atau kata-kata yang frekuensi penggunaanya cukup tinggi. Kata-kata yang tidak lazim atau yang bersifat kedaerahan cenderung tidak digunakan.
Misal: “cantik sekali” bukan “cantik banget”.
3.      Ejaan yang digunakan adalah ejaan yang telah disempurnakan (EYD) yang mengatur mulai dari penggunaan huruf, penulisan kata (dasar, berimbuhan, gabungan, ulang, atau serapan), penulisan partikel, penulisan angka, penulisan unsur serapan, sampai pada penggunaan tanda baca.
Misal: : “melipatgandakan”  bukan  “melipat-gandakan”
4.      Lafal yang digunakan dalam bahasa baku memang belum pernah ditetapkan, tetapi pandapat umum menyatakan bahwa lafal baku dalam bahasa Indonesia baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat.
Misal: “habis”  bukan  “abis”.
5.      Penggunaan kalimat secara efektif, yaitu kalimat yang mampu menyampaikan pesan dari pembicara kepada pendengar persis seperti apa yang dimaksud oleh pembicara. Kefektifan ini dapat dicapai melalui:
·         Susunan kalimat menurut aturan tata bahasa yang benar.
Misal: Pulau Buton banyak menghasilkan aspal.
·         Adanya kesamaan pikiran dan hubungan yang logis di dalam kalimat.
Misal:Dia dating ketika kami sedang makan.
·         Penggunaan kata secara tepat dan efisien
Misal: Nama gadis yang berbaju merah itu Siti
·         Pengggunaan variasi kalimat atau pemberian tekanan pada unsur kalimat yang ingin ditonjolkan.
Misal: dia pergi dengan diam-diam.
C. Sifat Bahasa Baku
Sifat-sifat bahasa baku yaitu:
1)      Sifat kemantapan dinamis yang berupa kaidah atau aturan tetap.
Misal: “pelanggan” (orang yang berlangganan) dengan “langganan” (oarng yang tetap menjual barang pada orang lain secara berkala)
2)      Sifat kecendekiaan, perwujudannya berupa kalimat, paragraph, dan satu aturan bahasa yang lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran penting. Sifat ini terlihat lebih menonjol pada saat penulisan yang bersifat ilmiah.
3)      Sifat semesta, yaitu bukan hanya memonopoli suatu bangsa semata. Proses pembakuan bahasa serapan bukan berarti pembaratan bahasa Indonesia, melainkan sebuah proses penyeragaman.
D. Fungsi Bahasa Baku
Fungsi bahasa baku antara lain:
1)      Sebagai unsur penyatu: digunakan oleh kalangan dari berbagai daerah.
2)      Sebagai unsur pemisah: memisahkan bentuk bahasa baku dengan bentuk bahasa daerah.
3)      Sebagai pemberi prestij: digunakan dalam komunikasi resmi atau acara resmi.
4)      Fungsi obyektif: yaitu sebagai pola ukur benar salahnya pemakaian bahasa Indonesia tersebut.
E. Contoh Bahasa Baku
Bahasa Baku
Bahasa Tidak Baku
Kesalahan
Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini bertambah.
Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini naik.
Penggunaan kata tidak efektif
Anaknya bersekolah di Bandung.
Anaknya sekolah di Bandung
Penggunaan awalan ber- tidak eksplisit.
Ia tidak tahu bahwa adiknya sering bolos sekolah.
Ia tidak tahu adiknya sering bolos sekolah
Kata penghubung tidak eksplisit.
Kondisi pasca kerusuhan masih kacau
Kondisi abis kerusuhan masih semrawut
Masih menggunakan kata yang tidal lazim dan lafal yang bersifat kedaerahan.
Tindakan-tindakan kekerasan itu menyebabkan penduduk dan keluarganya merasa tidak aman.
Tindakan-tindakn kekerasan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman bersama keluarganya.
Susunan tata bahasanya kurang tepat.
Karena dia tidak datang, kami segera berangkat.
Karena dia tidak datang, kami pun segera berangkat.
Pemberian tekanan pada kalimat kurang tepat.
  

F. Kepustakaan
      Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Asdi Mahasatya

No comments:

Post a Comment